BIOGRAFI PENULIS

Hamid Nagib Al-Hamid, M.Pd. Lahir di Malang, Jawa Timur pada 29 April 1994 yang sampai saat ini aktfif mengajar di Pondok Pesantren Darullughoh Wadda’wah (DALWA) Bangil Pasuruan dan di Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum Putri (MARUPI) Ganjaran Gondanglegi Malang. Anak pertama dari 12 bersaudara lulusan MI Raudlatul Ulum Ganjaran tahun 2005, yang lalu meneruskan jenjang pendidikan MTs dan MA jurusan Bahasa di Pondok Pesantren Darullughoh Wadda’wah (DALWA) lulus MTs tahun 2008 dan MA tahun 2011, kemudian melanjutkan kuliah Strata Satu (S-1) di Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAI DALWA lulus tahun 2015. Lulus Magister Manajemen Pendidikan IAI DALWA tahun 2018, dan sekarang sedang menyelesaikan kuliah Strata Satu (S-1) di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Institut Agama Islam Darullughoh Wadda’wah.
Karena sebuah keinginan yang besar untuk membanggakan orang tua dan guru, maka banyak upaya yang diusahakan, dimulai dari belajar, menulis dan mengikuti beberapa lomba di masa belajar saat MA dan Kuliah. Penulis sempat meraih juara 1 Lomba Debat Bahasa Arab antar MA-SMA tingkat Propinsi yang diadakan Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 23-30 Oktober 2010, juara 1 Lomba Debat Fikih tingkat Propinsi antar Perguruan Tinggi yang diadakan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tanggal 27-28 November 2012, juara 1 Lomba Debat Bahasa Arab tingkat Nasional antar Perguruan Tinggi yang diadakan UNIDA Gontor tanggal 26-29 September 2014, juara 1 Lomba Debat Bahasa Arab tingkat Nasional antar Perguruan Tinggi yang diadakan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tanggal 8-11 Oktober 2014, juara 2 Lomba Debat Bahasa Arab Nasional antar Perguruan Tinggi yang diadakan UGM Yogyakarta tanggal 24-28 Oktober 2014.
Berangkat dari keinginan yang ditemani sedikit usaha, Alhamdulillah tulisan ini bisa selesai sekaligus menyempurnakan tulisan sebelumnya yang berjudul “Keluargaku Surgaku” yang isinya tentang materi dalam membina sebuah keluarga menjadi Harmonis nan Romantis. Penulis juga mengharap doa seluruh pembaca agar tulisan-tulisan lainnya bisa bermanfaat dan menjadi motivator untuk saudara-saudara kita yang ingin berkarya.
Menulislah karena yang kamu tulis tidak akan mati, dan ketika kamu mati orang-orang akan mengenalmu dari tulisanmu.